Don't Forget to Leave Comment


Senin, 06 Januari 2014

SIAPKAH KOPERASI MENGHADAPI ERA GLOBALISASI?

SIAPKAH KOPERASI MENGHADAPI ERA GLOBALISASI?

Sebelum membahas “siapkah koperasi menghadapi era globalisasi?” alangkah baiknya kita mengetahui apakah itu globalisasi. Globalisasi menggambarkan proses percepatan interaksi yang luas dalam bidang politik, teknologi, ekonomi, sosial dan budaya. Globalisasi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan multi lapis dan multi dimensi proses dan fenomena hidup yang sebagian besar didorong oleh Barat dan khususnya kapitalisme beserta nilai-nilai hidupnya dan pelaksanaannya (Samuel M. Makinda dalam Dochak Latief, 2000).
Perbincangan mengenai globalisasi dan antisipasinya untuk berbagai bidang kian
marak saja dilakukan. Boleh dikatakan tiada hari dan tempat yang tidak memperbincangkan
masalah tersebut, sehingga masalah globalisasi sudah seperti layaknya menu makanan
saja yang siap saji dan santap. Pelaku ekonomi Indonesia ada tiga yaitu BUMN / BUMD, koperasi dan BUMS (swasta). Dengan demikian eksistensi koperasi absah di Indonesia, bahkan diharapkan dapat menjadi soko-guru perekonomian Indonesia. Meskipun tujuan ideal koperasi sebagai soko guru dalam perekonomian Indonesia, namun peran koperasi kalah jauh dibandingkan BUMN / BUMD apalagi dengan BUMS. Koperasi berasal dari bahasa Latin, yaitu co yang berarti bersama dan operare berarti bergerak berusaha. Jadi secara singkat dalam
koperasi harus ditunjukkan kebersamaan dalam menjalankan usaha (Suratal HW, 1993).
Menurut UU Nomor 25/1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orangseorang
atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Pada waktu krisis moneter dan ekonomi menghantam Indonesia, ternyata BUMS
dan BUMN/BUMD banyak yang kelimpungan gulung tikar, meninggalkan hutang yang
demikian besr. Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) yang biasanya dianggap
tidak penting dan disepelekan justru sebagian besar dapat eksis dalam menghadapi badai
krisis. Dengan demikian sektor yang disebut belakangan (UKMK) dapat menjadi
pengganjal untuk tidak terjadinya kebangkrutan perekonomian, bahkan sebaliknya dapat
diharapkan sebagai motor penggerak roda perekonomian nasional untuk keluar dari krisis. Peluang koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan
perekonomian nasional dan internasional terbuka lebar asal koperasi dapat berbenah diri
menjadi salah satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibandingkan pelaku
ekonomi lainnya. Tantangan untuk pengembangan masa depan memang relatif berat, karena
kalau tidak dilakukan pemberdayaan dalam koperasi dapat tergusur dalam percaturan
persaingan yang makin intens dan mengglobal. Kalu kita lihat ciri-ciri
globalisasi dimana pergerakan barang, modal dan uang demikian bebas dan perlakuan
terhadap pelaku ekonomi sendiri dan asing (luar negeri) sama, maka tidak ada alasan bagi
suatu negara untuk meninabobokan para pelaku ekonomi (termasuk koperasi) yang tidak
efisien dan kompetitif.

Langkah-langkah Antisipatif Koperasi Dalam Globalisasi
  1. harus dapat merestrukturisasi
hambatan internal, dengan mengkikis habis segala konflik yang ada. Untuk mengganti
mentalitas pencarian rente yang oportunitis, dibutuhkan upaya penumbuhkembangan etos
dan mentalitas kewirausahaan para pengurus dan angota koperasi. Langkah-langkah inovasi
usaha perlu terus ditumbuhkembangkan.
  1. pembenahan manajerial. Manajemen
koperasi dimasa datang menghendaki pengarahan fokus terhadap paasr, sistem pencatatan
keuangan yang baik, serta perencanaan arus kas dan kebutuhan modal mendatang.
  1. strategi integrasi keluar dan kedalam. Dalam integrasi ke luar, dibutuhkan kerjasama
terspesialisasi antar koperasi maupun kerjasama dengan para pelaku lainnya dengan prinsip
saling menguntungkan. Ke dalam, koperasi dituntut untuk menempatkan anggotanya
sebagai pelaku aktif dalam proses produksi dan distribusi dapat memenuhi suarat-syarat
penghematan biaya, pemanfaatan modal, spesialisasi, keorganisasian, fleksibilitas dan
pemekaran kesempatan kerja.

Jadi, kesimpulannya:
Faktor utama untuk menciptakan keunggulan dari koperasi dalam menghadapi era globalisasi adalah hubungan, kekompakan, dan kerjasama(team work) para anggota.
Kriteria-kriteria kunci untuk menjadikan suatu koperasi bisa berhasil adalah:
 (1) memiliki kepemimpinan yang visioner yang bisa membaca kecenderungan perkembangan pasar, kemajuan teknologi, perubahan pola persaingan;
 (2) menerapkan struktur organisasi yang merefleksikan dan mempromosikan suatu kultur terbaik yang sesuai dengan bisnisnya dan sepenuhnya didukung oleh anggota;
 (3) anggota sepenuhnya memahami industri-industri atau sektor-sektor yang mereka geluti dan kekuatan-kekuatan serta kelemahan-kelemahan dari koperasi mereka;
 (4) kreatif dalam pendanaan (tidak hanya tergantung pada kontribusi anggota, tetapi juga bisa lewat pinjam dari bank); dan
 (5) mempunyai orientasi bisnis (misi) yang kuat dan didefinisikan secara jelas dan terfokus.
Keberadaan dan peranan sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan koperasi dalam menghadapi era globalisasi sehingga koperasi tidak tertinggal dengan kemajuan jaman dan badan usaha lainnya.

Dengan demikian, koperasi dalam menghadapi era globalisasi ini Koperasi harus tetap dibawa dan diarahkan untuk tetap dapat berperan sebagai salah satu dari soko guru perekonomian nasional, yakni; koperasi, badan usaha milik negara, dan swasta. Untuk itu koperasi perlu lebih membangun dirinya untuk menjadi kuat dan mandiri serta menjadi lebih baik lagi berdasarkan prinsip koperasi agar mampu bersinergi dalam menghadapi era globalisasi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar