Korupsi:
Sadripu dan Sad Atatayi Berujung Trimala
Menurut
etika Hindu, ada enam jenis sifat yang melekat pada diri manusia yang disebut sadripu. Yaitu: 1) Kama, nafsu indriya ; 2) Lobha,
sifat serakah; 3) krodha, sifat kejam
dan pemarah; 4) Mada, sifat mabuk dan kegila-gilaan; 5) Moha, sifat bingung; dan 6) Matsarya, sifat dengki dan iri hati.
Keenam sifat ini berkorespondensi dengan enam kejahatan yang disebut sadatatayi, yaitu 1) agnida, tindakan membakar rumah atau milik orang lain, ; 2) wisada, meracuni orang atau makhluk lain;
3) atharwa, menggunakan ilmu hitam (black magic) untuk menyengsarakan orang
lain; 4) sastraghna, mengamuk dan
membunuh tanpa tujuan tertentu karena marah; 5) dratikrama, melakukan pemerkosaan dan pelecehan seksual; dan 6) rajapisuna, rajapisuna, yaitu memfitnah
orang.
Kama, di sini berarti keinginan yang
negative, keinginan untuk memenuhi nafsu indriya. Akibat keinginan tersebut
muncullah sifat lobha, sifat serakah
ingin mendapatkan segala sesuatunya dengan mudah dan berlebihan. Kelobaan itu,
senantiasa menimbulkan ‘krodha’, yaitu
sifat kejam yang tidak kenal ampun demi terpenuhinya kama. Tentu saja, sifat kekejaman yang terpenuhi itu merupakan
refleksi dari kemabukan atas segalanya yang diinginkan. Orang yang demikian itu
menumbuhkan keangkuhan di dalam dirinya sehingga memiliki sifat iri hati dan
dengki. Itulah yang menyebabkan keenam sifatnegatif yang disebut sadripu.
Keenam
sifat itu, memicu tindakan-tindakan yang diidentifikasi sebagai sadatatayi. Karena keenam sifat itu menyebabkan
terjadinya tindakan agninda, yakni
semena-mena melakukan tindakan jahat melakukan pembakaran baik dalam arti sakal maupun niskala.
Juga bisa berarti melakukan tindakan wisada,
yaitu tindakan meracuni sesame manusia maupun makhluk lain. Dengan kepintarannya
juga bisa melakukan atharwa, menggunakan
ilmu hitam untuk menyakiti orang lain. Apabila keinginannya tidak terpenuhi,
maka dengan tega melakukan ‘sastraghna’,
mengamuk melakukan pembunuhan tanpa tujuan. Keinginannya yang tidak terbatas
menyebabkan tega melakukan dratikrama, yaitu
pemerkosaan dan pelecehan seksual. Rajapisuna,
yaitu memfitnah.
Sadripu yang berkorespodensi
dengan-sadatatayi tersebut berujung pada trimala,
yaitu tiga jenis kekotoran dan kebatilan jiwa manusia akibat pengaruh negative dan
hawa nafsu yang tidak terkendalikan. Trimala
dapat berupa 1) mithya hrdya,
yaitu berperasaan dan berpikir buruk; 2) mithya
wacana, yaitu berkata sombong, angkuh, tidak menepati janji; dan 3) mithya laksana, yaitu berbuat curang,
culas, dan licik, ketiganya sudah pasti akan merugikan diri sendiri maupun
orang lain. Perilaku tersebut sangat bertentangan dengan etika kesusilaan. Oleh
karena itu, baik ‘sadripu, sadatatayi, maupun
trimala patut diwaspadai,
dinetralisasi, dan akhirnya dihindari oleh siapa saja.
Yang menyebabkan terjadinya sifat-sifat buruk pada diri
manusia itu karena adanya panca maya
kosa. Kelima keinginan tersebut bersifat maya, terdiri dari; 1) anna
maya kosa, yaitu lapisan yang terdiri dari makanan; 2) prana maya kosa, yaitu lapisan yang terbuat dari prana atau
kekuatan vital atau energy; 3) mano maya
kosa, yaitu lapisan yang terbuat dari manah atau pikiran; 4) vijnana
maya kosa, yaitu lapisan yang terbuat dari pengetahuan atau pengertian; dan
5) ananda maya kosa, yaitu lapisan
yang terbuat dari kebahagiaan.
Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap keinginan-keinginan
yang bersifat maya itu karena dapat
membangkitkan sadripu yang
berkorespondensi dengan sadatatayi, dan
berujung pada trimala. Di adalam
pusaran itulah terdapat niat tindakan korupsi yang dapat menyengsarakan, tidak
saja kehidupan masa kini, tetapi kehidupan masa datang.
referensi
www.wikipedia.com
referensi
www.wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar