JAYAPURA – Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia
Scot Marciel, berkunjung ke Jayapura, Papua, untuk bertemu dengan pejabat serta
tokoh masyarakat setempat. Pemerintah AS menilai Papua sebagai bagian dari
negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kunjungan ini merupakan rangkaian untuk meningkatkan kerja sama di dalam kerangka Kemitraan Komprehensif yang telahj berjalan antara AS dan Indonesia. Tidak lupa Dubes Marciel mendukung kemajuan untuk meningkatkan peluang dalam bidang ekonomi dan pengembangan lembaga-lembaga politik dan sipil.
Selama kunjungannya di Papua, Dubes Marciel menggarisbawahi program-program Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (U.S. Agency for International Development/ USAID), baik yang baru maupun yang tengah berjalan. Program-program tersebut mendukung pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Papua. Program-program tersebut merupakan kelanjutan komitmen Pemerintah AS untuk mendukung pembangunan di daerah.
Dalam kesempatan ini, Dubes Marciel bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua, Dr. James Modouw, untuk membahas implementasi kurikulum pendidikan baru untuk lebih dari 32.000 pelajar di 355 sekolah di enam kabupaten.
“Kurikulum yang dirancang khusus untuk Papua akan menginspirasi anak-anak Papua untuk belajar. Kurikulum ini juga memperlihatkan rasa hormat kami untuk kebudayaan Papua yang begitu kaya,” ungkap Dubes Marciel dalam keterangan pers Kedutaan Besar AS yang diterima Okezone, Senin (5/11/2012).
Hibah senilai 2,8 juta dolar AS ini akan membantu dinas pendidikan provinsi untuk memperbaiki, mencetak dan mendistribusikan kurikulum baru, serta melaksanakan pelatihan bagi para guru. Melalui program pendidikan yang disebut SERASI ini, USAID akan bermitra dengan Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Kristen Wamena dalam mengembangkan kurikulum mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia untuk siswa kelas satu dan dua.
Tentunya program tersebut disesuaikan dengan budaya lokal serta memenuhi atau bahkan melampaui standar nasional. Pemprov Papua akan menggunakan kurikulum khusus ini untuk sekolah-sekolah di pedalaman, terutama di daerah pegunungan. Lima kabupaten di wilayah pegunungan serta organisasi yang menyelenggarakan pendidikan non-formal dan sistem pendidilan paralel akan menggunakan kurikulum tersebut.
Dubes Marciel juga mendiskusikan program-program bantuan AS lainnya dalam bidang kesehatan, lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan tata kelola pemerintahan. Pemerintah AS menyediakan bantuan senilai 1,5 juta dolar AS melalui sebuah program USAID baru yang bertujuan untuk mengurangi penggundulan hutan atau deforestasi, melindungi keanekaragaman hayati, serta meningkatkan pendapatan warga Papua melalui manajemen Pegunungan Cyclops yang berkelanjutan.
“Amerika Serikat bangga dapat bermitra dengan Gugus Tugas Pembangunan Rendah Karbon Provinsi Papua, juga pemerintah dan komunitas setempat, untuk mengurangi deforestasi di Pegunungan Cyclops dan melindunginya demi kepentingan generasi mendatang,” imbuhnya.
Program USAID ini akan bermitra dengan pemerintah, pengusaha serta komunitas lokal untuk mempromosikan energi biomassa terbarukan sebagai alternatif penggunaan arang yang diproduksi dari hasil menebang pohon. Melalui program ini, akan diadakan penanaman pohon dan rehabilitasi area yang menjadi kunci kelangsungan Pegunungan Cyclops dan sumber air Kota Jayapura.
Selain itu, program ini akan mengadakan forum di daerah-daerah setempat untuk memberikan pengarahan bagi warga, pemerintah lokal, sektor swasta dan lembaga swadaya masyarakat mengenai strategi untuk memperbaiki pengelolaan sumber daya alam. Program USAID di Pegunungan Cyclops membantu Papua memenuhi komitmennya dan berkontribusi terhadap REDD+, sebuah prakarsa global untuk mengurangi emisi yang disebabkan deforestasi dan degradasi hutan.
USAID juga bekerja sama dengan Pemerintah Papua untuk merampungkan sebuah program tata kelola kesehatan yang baru, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas jasa pelayanan kesehatan masyarakat di sejumlah daerah. Target program ini adalah peningkatan kualitas jasa pelayanan dalam bidang kesehatan ibu dan anak, HIV/AIDS dan tuberkulosis.
Kunjungan ini merupakan rangkaian untuk meningkatkan kerja sama di dalam kerangka Kemitraan Komprehensif yang telahj berjalan antara AS dan Indonesia. Tidak lupa Dubes Marciel mendukung kemajuan untuk meningkatkan peluang dalam bidang ekonomi dan pengembangan lembaga-lembaga politik dan sipil.
Selama kunjungannya di Papua, Dubes Marciel menggarisbawahi program-program Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (U.S. Agency for International Development/ USAID), baik yang baru maupun yang tengah berjalan. Program-program tersebut mendukung pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Papua. Program-program tersebut merupakan kelanjutan komitmen Pemerintah AS untuk mendukung pembangunan di daerah.
Dalam kesempatan ini, Dubes Marciel bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua, Dr. James Modouw, untuk membahas implementasi kurikulum pendidikan baru untuk lebih dari 32.000 pelajar di 355 sekolah di enam kabupaten.
“Kurikulum yang dirancang khusus untuk Papua akan menginspirasi anak-anak Papua untuk belajar. Kurikulum ini juga memperlihatkan rasa hormat kami untuk kebudayaan Papua yang begitu kaya,” ungkap Dubes Marciel dalam keterangan pers Kedutaan Besar AS yang diterima Okezone, Senin (5/11/2012).
Hibah senilai 2,8 juta dolar AS ini akan membantu dinas pendidikan provinsi untuk memperbaiki, mencetak dan mendistribusikan kurikulum baru, serta melaksanakan pelatihan bagi para guru. Melalui program pendidikan yang disebut SERASI ini, USAID akan bermitra dengan Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Kristen Wamena dalam mengembangkan kurikulum mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia untuk siswa kelas satu dan dua.
Tentunya program tersebut disesuaikan dengan budaya lokal serta memenuhi atau bahkan melampaui standar nasional. Pemprov Papua akan menggunakan kurikulum khusus ini untuk sekolah-sekolah di pedalaman, terutama di daerah pegunungan. Lima kabupaten di wilayah pegunungan serta organisasi yang menyelenggarakan pendidikan non-formal dan sistem pendidilan paralel akan menggunakan kurikulum tersebut.
Dubes Marciel juga mendiskusikan program-program bantuan AS lainnya dalam bidang kesehatan, lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan tata kelola pemerintahan. Pemerintah AS menyediakan bantuan senilai 1,5 juta dolar AS melalui sebuah program USAID baru yang bertujuan untuk mengurangi penggundulan hutan atau deforestasi, melindungi keanekaragaman hayati, serta meningkatkan pendapatan warga Papua melalui manajemen Pegunungan Cyclops yang berkelanjutan.
“Amerika Serikat bangga dapat bermitra dengan Gugus Tugas Pembangunan Rendah Karbon Provinsi Papua, juga pemerintah dan komunitas setempat, untuk mengurangi deforestasi di Pegunungan Cyclops dan melindunginya demi kepentingan generasi mendatang,” imbuhnya.
Program USAID ini akan bermitra dengan pemerintah, pengusaha serta komunitas lokal untuk mempromosikan energi biomassa terbarukan sebagai alternatif penggunaan arang yang diproduksi dari hasil menebang pohon. Melalui program ini, akan diadakan penanaman pohon dan rehabilitasi area yang menjadi kunci kelangsungan Pegunungan Cyclops dan sumber air Kota Jayapura.
Selain itu, program ini akan mengadakan forum di daerah-daerah setempat untuk memberikan pengarahan bagi warga, pemerintah lokal, sektor swasta dan lembaga swadaya masyarakat mengenai strategi untuk memperbaiki pengelolaan sumber daya alam. Program USAID di Pegunungan Cyclops membantu Papua memenuhi komitmennya dan berkontribusi terhadap REDD+, sebuah prakarsa global untuk mengurangi emisi yang disebabkan deforestasi dan degradasi hutan.
USAID juga bekerja sama dengan Pemerintah Papua untuk merampungkan sebuah program tata kelola kesehatan yang baru, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas jasa pelayanan kesehatan masyarakat di sejumlah daerah. Target program ini adalah peningkatan kualitas jasa pelayanan dalam bidang kesehatan ibu dan anak, HIV/AIDS dan tuberkulosis.