Don't Forget to Leave Comment


Sabtu, 20 April 2013

Pembangunan Daerah


JAYAPURA – Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Scot Marciel, berkunjung ke Jayapura, Papua, untuk bertemu dengan pejabat serta tokoh masyarakat setempat. Pemerintah AS menilai Papua sebagai bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kunjungan ini merupakan rangkaian untuk meningkatkan kerja sama di dalam kerangka Kemitraan Komprehensif yang telahj berjalan antara AS dan Indonesia. Tidak lupa Dubes Marciel mendukung kemajuan untuk meningkatkan peluang dalam bidang ekonomi dan pengembangan lembaga-lembaga politik dan sipil.

Selama kunjungannya di Papua, Dubes Marciel menggarisbawahi program-program Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (U.S. Agency for International Development/ USAID), baik yang baru maupun yang tengah berjalan. Program-program tersebut mendukung pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Papua. Program-program tersebut merupakan kelanjutan komitmen Pemerintah AS untuk mendukung pembangunan di daerah.

Dalam kesempatan ini, Dubes Marciel bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua, Dr. James Modouw, untuk membahas implementasi kurikulum pendidikan baru untuk lebih dari 32.000 pelajar di 355 sekolah di enam kabupaten. 

“Kurikulum yang dirancang khusus untuk Papua akan menginspirasi anak-anak Papua untuk belajar. Kurikulum ini juga memperlihatkan rasa hormat kami untuk kebudayaan Papua yang begitu kaya,” ungkap Dubes Marciel dalam keterangan pers Kedutaan Besar AS yang diterima Okezone, Senin (5/11/2012).

Hibah senilai 2,8 juta dolar AS ini akan membantu dinas pendidikan provinsi  untuk memperbaiki, mencetak dan mendistribusikan kurikulum baru, serta melaksanakan pelatihan bagi para guru. Melalui program pendidikan yang disebut SERASI ini, USAID akan bermitra dengan Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Kristen Wamena dalam mengembangkan kurikulum mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia untuk siswa kelas satu dan dua.

Tentunya program tersebut disesuaikan dengan budaya lokal serta memenuhi atau bahkan melampaui standar nasional. Pemprov Papua akan menggunakan kurikulum khusus ini untuk sekolah-sekolah di pedalaman, terutama di daerah pegunungan. Lima kabupaten di wilayah pegunungan serta organisasi yang menyelenggarakan pendidikan non-formal dan sistem pendidilan paralel akan menggunakan kurikulum tersebut.

Dubes Marciel juga mendiskusikan program-program bantuan AS lainnya dalam bidang kesehatan, lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan tata kelola pemerintahan. Pemerintah AS menyediakan bantuan senilai 1,5 juta dolar AS melalui sebuah program USAID baru yang bertujuan untuk mengurangi penggundulan hutan atau deforestasi, melindungi keanekaragaman hayati, serta meningkatkan pendapatan warga Papua melalui manajemen Pegunungan Cyclops yang berkelanjutan. 

“Amerika Serikat bangga dapat bermitra dengan Gugus Tugas Pembangunan Rendah Karbon Provinsi Papua, juga pemerintah dan komunitas setempat, untuk mengurangi deforestasi di Pegunungan Cyclops dan melindunginya demi kepentingan generasi mendatang,” imbuhnya.

Program USAID ini akan bermitra dengan pemerintah, pengusaha serta komunitas lokal untuk mempromosikan energi biomassa terbarukan sebagai alternatif penggunaan arang yang diproduksi dari hasil menebang pohon. Melalui program ini, akan diadakan penanaman pohon dan rehabilitasi area yang menjadi kunci kelangsungan Pegunungan Cyclops dan sumber air Kota Jayapura. 

Selain itu, program ini akan mengadakan forum di daerah-daerah setempat untuk memberikan pengarahan bagi warga, pemerintah lokal, sektor swasta dan lembaga swadaya masyarakat mengenai strategi untuk memperbaiki pengelolaan sumber daya alam. Program USAID di Pegunungan Cyclops membantu Papua memenuhi komitmennya dan berkontribusi terhadap REDD+, sebuah prakarsa global untuk mengurangi emisi yang disebabkan deforestasi dan degradasi hutan.

USAID juga bekerja sama dengan Pemerintah Papua untuk merampungkan sebuah program tata kelola kesehatan yang baru, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas jasa pelayanan kesehatan masyarakat di sejumlah daerah. Target program ini adalah peningkatan kualitas jasa pelayanan dalam bidang kesehatan ibu dan anak, HIV/AIDS dan tuberkulosis.

KOMENTAR     

      Pembangunan yang dilakukan Pemerintah AS di Papua itu sangat membantu penduduk yang berada di Papua, karena program yang dilakukan pemerintah AS dapat memperbaiki kondisi pendidikan, kesehatan dan lingkungan demi kemajuan suatu daerah tersebut..Dari segi pendidikan daerah Papua dinilai sangat kurang dalam menerima informasi seputar ilmu pengetahuan dan Teknologi, dengan adanya kurikulum baru dan pelatihan bagi guru-guru yang berada di Papua, setidaknya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Papua menjadi lebih baik.         
     Bantuan yang diberikan AS yang berkontribusi dalam bidang Kesehatan dan Lingkungan sangat membantu sekali, karena dalam Masalah Kesehatan daerah Papua memiliki Catatan Kesehatan yang kurang baik seperti meningkatnya HIV/AIDS dan Tuberkulosis, dana yang disalurkan Pemerintah AS  dikontribusikan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan agar berkurangnya penderita HIV/AIDS dan tuberkulosis.     
      Dalam Lingkungan, daerah Papua banyak sekali hutan-hutan yang berada di papua telah gundul karena ulah para manusia yang lebih mementingkan ego dirinya sendiri demi kegiatan ekonomi dan menyebabkan daerah tersebut menjadi gersang . Oleh karena itu program USAID ini sangat membantu untuk mengurangi pengundulan hutan demi melindungi keanekaragaman hayati. Program USAID ini sangat bagus karena diadakan penanaman pohon dan rehabilitasi area yang menjadi kunci kelangsungan pegunungan Cyclops dan sumber air di Kota Jayapura, agar Kota Jayapura tidak lagi kekurangan air.

Sabtu, 06 April 2013

NILAI MONOZUKURI (Tugas Softskill 2)

NILAI MONOZUKURI: Dapat Diadopsi IKM Berbasis Budaya


JAKARTA--Nilai-nilai produksi barang di Jepang yang biasa dikenal  dengan  Monozukuri dapat diadopsi oleh industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan daya saingnya di pasar internasional.

Menurut Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang (PPIJ), Rachmat Gobel, IKM di Indonesia khususnya yang berbasis budaya, memiliki potensi besar di pasar dunia, misalnya saja industri pembuatan kain tenun, songket, dan batik.

"Jepang memiliki nilai monozukuri yang membuat IKM bisa terus bertahan dan berinovasi selama berabad-abad. Kita bisa belajar dari mereka sehingga produk budaya kita bisa digemari di pasar lokal dan internasional," jelasnya, Kamis (7/2).

Monozukuri sendiri, berasal dari kata mono yang berarti produk dan zukuri yang berarti proses pembuatan atau penciptaan.

Namun demikian, konsep ini mengandung makna yang jauh lebih luas dari arti harafiahnya. Kata monozukuri juga mengandung semangat jiwa untuk mencipta produk unggul dan kemauan untuk terus menyempurnakan proses dan sistem produksinya.

Dalam seminar The Longetivity Secret of Furoshiki Business yang diadakan PT Bank Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PPIJ, Kamis (7/2), semangat monozukuri tersebut ditularkan oleh CEO Eirakuya, Ihee Hosotsuji, yang menjadi generasi ke 14 pengelola perusahaan keluarga berbasis budaya tekstil di Jepang.

"Tantangan dan masa-masa sulit tentu pernah kami rasakan, namun pada prinsipnya kita bekerja untuk berkontribusi pada masyarakat, bukan semata-mata untuk uang," kata Hotsotsuji.


KOMENTAR
Nilai Monozukuri ini memang bagus dan dapat kita adaptasikan ke negara Indonesia, karena di Indonesia banyak adanya IKM  yang berbasis budaya yang menjual hasil budaya Indonesia seperti dalam industri pembuatan kain tenun, songket, dan batik, coba bayangkan apabila hasil budaya kita dapat dikenal sampai mancanegara dan dapat menarik perhatian di pasar internasional, pasti permintaan terhadap kain tersebut semakin meningkat, meskipun prinsip ini berkontribusi pada masyarakat, tetapi pendapatan negara pun akan bertambah, pertumbuhan perekonomian di Indonesia pun meningkat serta pengangguran pun teratasi karena apabila banyak para IKM yang untung dalam menerapkan prinsip ini, maka akan banyak muncul IKM baru yang ingin merintis usaha menggunakan prinsip ini. Jika Monozukuri berhasil diterapkan, pasti para IKM lebih memiliki semangat untuk menciptakan produk unggul,  meningkatkan sistem produksinya, meningkatkan kualitas dan daya saingnya di pasar internasional

http://archive.bisnis.com/articles/nilai-monozukuri-dapat-diadopsi-ikm-berbasis-budaya